Stasiun Kereta Api Pekalongan
(PK) atau yang selanjutnya disebut dengan Stasiun Pekalongan, merupakan
salah satu stasiun kereta api yang berada di bawah manajemen PT. Kereta Api Indonesia (Persero) Daerah
Operasi (Daop) 4 Semarang yang berada pada
ketinggian + 4 m di atas permukaan lain. Stasiun Pekalongan terletak di Jalan Gajah Mada, Kelurahan Bendan,
Kecamatan Pekalongan Barat, Kota Pekalongan, Provinsi Jawa Tengah. Lokasi stasiun ini berada di sebelah selatan Hotel Syariah atau Hotel
Damai.
Bangunan Stasiun Pekalongan ini merupakan bangunan peninggalan masa Hindia Belanda. Sebelum
stasiun ini dibangun, terlebih dulu dilakukan pembangunan jalur trem uap Semarang-Kaliwungu-Kendal-Kalibodri-Weleri-Pekalongan. Pembangunan jalur tersebut dimulai pada tahun 1897 dan selesai pada tahun 1898 oleh Semarang-Cheribon
Stoomtram-Maatschappij (SCS).
SCS merupakan salah satu perusahaan trem di Hindia Belanda yang mendapat konsensi
dari tahun 1897 hingga 1914 untuk membangun jalur kereta api sejauh 388
kilometer yang menghubungkan Semarang dengan Cirebon
sampai Kadhipaten di ujung barat. Setelah selesai jalurnya,
barulah didirikan beberapa stasiun yang ada di sepanjang jalur rel kereta api
tersebut, di antaranya adalah Stasiun Pekalongan ini, yang dibuka untuk umum
pada tanggal 1 Februari 1899.
Awalnya, bangunan stasiun ini masih cukup sederhana berbentuk limasan, dan hanya terdiri dari bangunan utama saja. Kemudian seiring peningkatan jalur trem uap tersebut menjadi jalur kereta api dari tahun 1912 sampai dengan tahun 1921, maka bersamaan dengan proyek tersebut dilakukan renovasi besar-besaran terhadap bangunan stasiunnya. Peningkatan jalur kereta api tersebut terus berlanjut hingga tahun 1936 menjadi jalur kereta api kelas 1 (spoorweg 1e klasse).
Dulu, dari Stasiun Pekalongan ini terdapat 2 percabangan jalur kereta api, yaitu yang ke arah utara menuju ke pelabuhan dan yang ke selatan ke arah Wonopringgo. Jalur rel yang menuju ke pelabuhan (havensporen) ini memiliki panjang sekitar 4 kilometer dan dikerjakan oleh SCS pada tahun 1899, sehingga Pekalongan pada saat itu sudah mempunyai pelabuhan dengan standar pergudangan yang terkoneksi dengan kereta api (haven- en pakhuisspoor). Tapi sekarang jalur tersebut sudah tidak aktif lagi. Sedangkan, jalur rel Pekalongan-Kedungwuni-Wonopringgo yang mengarah ke selatan baru dibangun pada tahun 1916 oleh SCS. Jalur ini dulunya digunakan untuk mengangkut hasil perkebunan yang berada di lereng Gunung Prahu menuju ke Pekalongan. Namun sayang, jalur ini telah rusak (opgebroken) yang diakibatkan oleh pembongkaran pasukan Jepang saat berkecamuknya Perang Dunia II.
Stasiun Pekalongan ini tergolong sebagai stasiun kelas besar, yang
memiliki 3 jalur dengan jalur 2 dan 3 sebagai sepur lurus arah
barat menuju ke Sragi, dan yang ke timur menuju ke Batang. Karena letaknya yang cukup strategis, stasiun
ini banyak dilewati dan disinggahi oleh sejumlah kereta api, baik kelas
ekonomi, bisnis maupun eksekutif. *** [090417]
Foto: Raras Budi Utami
Foto: Raras Budi Utami
Luar biasa pak budi, ternyata masih aktif ngeblog... Salut pak
BalasHapusMengumpulkan sedikit demi sedikit, lalu ditulis. Agar supaya bermanfaat bagi orang lain.
BalasHapusMatur nuwun Hanief, yang telah berkenan membaca sejarah anak negeri ini