Goresan
masa lalu Kota Gresik masih bisa dijumpai dari sejumlah bangunan lawas yang ada, di antaranya adalah
Kantor Pos Gresik Pelabuhan. Kantor pos ini terletak di Jalan Basuki Rahmat No.
23 Kelurahan Bedilan, Kecamatan Gresik, Kabupaten Gresik, Provinsi Jawa Timur.
Lokasi kantor pos ini berada di depan Kantor Kepolisian Resor (Polres) Gresik.
Sebelum
menjadi kantor pos, bangunan ini dulunya merupakan gudang yang dibangun oleh Vereenigde Oostindische Compagnie (VOC)
atau Kongsi Dagang Hindia Timur. VOC adalah sebuah persekutuan dagang yang
dibentuk oleh pengusaha Belanda yang tergabung dalam Heeren XVII pada 1602. Tujuannya menjalankan kegiatan monopoli
perdagangan rempah-rempah di Hindia Timur (Nusantara) seperti pala, lada,
cengkeh, kayu manis dan lainnya yang memiliki harga tinggi di pasar Eropa kala
itu.
VOC mulai mendirikan loji dan gudang di Gresik pada tahun 1603 untuk mendukung dan memperlancar aktivitas perdagangannya yang berada di Pulau Jawa. Loji dan gudang itu bertebaran di dekat pelabuhan hingga ke Jalan Basuki Rahmat.
Pada
waktu Kerajaan Belanda jatuh ke tangan Perancis, Napoleon Bonaparte mengangkat
Louis sebagai penguasa di negeri Belanda pada 1806. Kemudian Louis Napoleon
mengirimkan Herman Willem Daendels ke Hindia Belanda guna mengamankan daerah
itu dari serangan Inggris. Daendels dipercaya menjadi Gubernur Jenderal Hindia
Belanda (1808-1811) karena memiliki gagasan pembaruan yang diperlukan untuk
memperbaiki pemerintahan di Hindia Belanda yang telah terpuruk bersamaan dengan
bangkrutnya VOC.
Setibanya di pelabuhan kecil dekat Banten pada 1 Januari 1808, Dandels kemudian memutuskan menuju Batavia dan kemudian Buitenzorg (Bogor). Selama masa jabatannya, Dandels melakukan banyak pembangunan di Hindia Belanda, seperti memerintahkan pembangunan jalan Anyer-Panarukan atau biasa disebut dengan Jalan Raya Pos (Grote Postweg). Pembangunan jalan ini bertujuan untuk mendukung mobilitas militer guna menjaga pos-pos pertahanan penting di sepanjang pantai utara Pulau Jawa.
Keberadaan
Jalan Raya Pos ini dalam perkembangannya, ternyata tidak hanya memberikan keuntungan
di bidang pertahanan militer saja, melainkan juga perkembangan ekonomi yang
berada di kawasan tersebut. Hal ini karena terjadi mobilitas ekonomi dari
produk hasil bumi yang berada di pedalaman menuju pelabuhan yang terdapat
pantai utara Pulau Jawa, di antaranya adalah apa yang dialami oleh Gresik.
Grissee, begitu Pemerintah Hindia Belanda dulu menyebut daerah ini, turut tumbuh menjadi tempat yang begitu penting di era Dandels. Tak hanya aktivitas pelabuhannya yang ramai, namun Dandels juga memanfaatkan Gresik sebagai basis industri senapan. Selain itu, gudang-gudang bekas milik VOC yang berada di daerah Bedilan (sekarang Jalan Basuki Rahmat) pun juga tak luput dari kebijakan Dandels. Ia mengubah salah satu gudang yang ada, untuk digunakan menjadi kantor pos (postkantoor) yang sekarang dikenal dengan Kantor Pos Gresik Pelabuhan.
Kini,
Kantor Pos Gresik Pelabuhan yang pada masa Hindia Belanda bernama Post- en telegraafkantoor te Grissee,
masih menyisakan arsitektur kolonial bergaya Indische Empire. Gaya Indische
Empire ini memang merupakan rintisan dari Gubernur Jenderal Herman Willem
Daendels. Selama menjadi Gubernur Jenderal, Daendels memperkenalkan gaya
bangunan Indische Empire, suatu gaya
arsitektur Empire Style yang telah
disesuaikan dengan iklim, teknologi dan bahan bangunan setempat. *** [240414]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar