Sewaktu
mengunjungi rumah teman di Gresik, saya berkesempatan berkeliling di Kota
Gresik. Di sana mudah ditemukan bangunan-bangunan lawas. Hal ini mengingat Gresik merupakan daerah yang berada di
pesisir Pulau Jawa yang memiliki perjalanan sejarah yang cukup panjang sebagai
pelabuhan yang ramai pada masa itu.
Salah
satu bangunan lawas yang sempat
dijumpai adalah Gedung DPRD Kabupaten Gresik. Gedung ini terletak di Jalan
Wachid Hasyim No. 5 Kelurahan Bedilan, Kecamatan Gresik, Kabupaten Gresik,
Provinsi Jawa Timur. Lokasi gedung ini berada di sebelah utara alun-alun atau
sebelah barat Telkom Gresik.
yang diceriterakan dalam sejarah, keberadaan gedung DPRD Kabupaten Gresik ini tidak terlepas dari adanya kebijakan-kebijakan yang dterapkan oleh Gubernur Jenderal Hindia Belanda ke-36, yaitu Herman Willem Daendels, yang menjabat dari 5 Januari 1808 hingga 15 Mei 1811. Daendels diangkat sebagai Gubernur Jenderal Hindia Belanda oleh Raja Perancis Napoleon Bonaparte, karena pada waktu itu Nusantara menjadi daerah koloni Belanda-Perancis setelah bangkrutnya VOC.
Daendels diserahi tugas oleh Napoleon Bonaparte terutama untuk melindungi Pulau Jawa dari serangan armada Inggris, mengingat Jawa adalah satu-satunya daerah koloni Belanda-Perancis yang belum jatuh ke tangan Inggris. “Pertahankan Jawa, berapa pun harganya!” Itu perintah Napoleon Bonaparte kepada Menteri Kelautan dan Wilayah Jajahan Perancis Admiral Decres, Oktober 1810, untuk membantu Dandels. Pada awal abad ke-19 itu, di Samudera Hindia, Perancis hanya punya kekuasaan di Mauritius, Bourbon, dan Jawa. Bahkan, pada masa antara 1808 dan 1811, tinggal Pulau Jawa daerah koloni Perancis yang tersisa di Asia.
Selama tiga tahun berkuasa, Daendels melaksanakan tugasnya dengan segera, dan memerintah dengan tangan besi. Ia mulai membangun rumah sakit militer dan tangsi-tangsi militer baru untuk persiapan melawan Inggris. Yang monumental adalah pembangunan jalan raya pos (De Grote Postweg) yang membentang dari Anyer hingga Panarukan sepanjang 1000 kilometer. Tujuannya agar memudahkan mobilitas pasukannya sewaktu-waktu ada serangan dari Inggris.
Selain
itu, Daendels juga memerintahkan membangun sejumlah pabrik senjata. Gresik tak
ubahnya Semarang yang berperan sebagai pabrik dan sekaligus gudang meriam.
Sementara Daendels memanfaatkan Gresik sebagai pabrik senjata berjenis senapan.
Pada
waktu Hindia Belanda jatuh ke tangan tentara Jepang, bangunan pabrik senjata
ini direbut dan dijadikan sebagai gudang persenjataan tentara Jepang. Di
bangunan inilah, tentara Jepang menghimpun amunisi untuk melawan pasukan sekutu
dalam Perang Dunia II.
Kini,
bangunan pabrik dan gudang senjata itu masih bisa disaksikan sampai sekarang,
namun sudah berubah peruntukkannya, Bangunan kuno bergaya Indische Empire tinggalan Daendels tersebut sekarang menjadi kantor
DPRD Kabupaten Gresik. *** [250414]
Kepustakaan:
Indrawan, Angga. (2017). Napak Tilas Jalan Daendels. Jakarta: Buku Republika
Rocher, Jean. (2011). Perang Napoleon Di Jawa 1811: Kekalahan Memalukan Gubernur Jenderal
Janssens. Jakarta: Penerbit Buku Kompas
Tidak ada komentar:
Posting Komentar