The Story of Indonesian Heritage

Monumen Perjuangan 45 Banjarsari

Sejumlah bangunan monumen dapat dijumpai di Surakarta (Kota Solo). Monumen tersebut dibuat dengan tujuan untuk mengingat kembali sejumlah peristiwa penting yang terjadi di Kota Solo, di antaranya adalah Monumen Perjuangan 45. Monumen ini terletak di Jalan Monumen No. 45 Kelurahan Setabelan, Kecamatan Banjarsari, Kota Surakarta, Provinsi Jawa Tengah. Lokasi monumen ini berada di tengah Villapark, atau yang dikenal juga dengan Taman Banjarsari.
Monumen Perjuangan 45, atau biasa dikenal dengan Monumen Banjarsari (Monjari) ini dibangun untuk mengenang perjuangan masyarakat Solo dalam pertempuran melawan Belanda dalam mempertahankan kemerdekaan Republik Indonesia, yang puncaknya dikenal dengan Serangan Umum Empat Hari di Solo (7 hingga 10 Agustus 1949). Pembangunannya dimulai pada 31 Oktober 1973, dan diresmikan pada 10 November 1976 oleh Menteri Dalam Negeri Soepardjo Roestam, yang bertepatan dengan peringatan Hari Pahlawan.


Menurut catatan sejarah, rencana untuk melancarkan Serangan Umum secara gerilya itu dilaksanakan di sini di kawasan tempat berdirinya Monumen Perjuangan 45. Kemudian dilanjutkan berkumpul di Desa Wonosido, Kabupaten Sragen, untuk menyusun serangan yang akan dilakukan oleh para pejuang, dan akhirnya berkobarlah serangan umum tersebut yang dipimpin oleh Letnan Kolonel Slamet Riyadi dan Mayor Achmadi.


Monumen ini berbentuk patung yang terbuat dari batu bata dengan balutan semen dengan ornamen beberapa patung pejuang. Ada ulama, pejuang dengan membawa senapan laras panjang, pejuang dengan memegang pistol, pejuang wanita dengan membawa bakul tempat nasi serta obat, maupun pejuang yang membawa senjata tradisional keris dan bambu runcing. Bagian tugunya berupa atap rumah Joglo dengan tinggi sekitar 17 meter yang melambangkan hari kemerdekan Republik Indonesia. Selain itu, pengunjung juga bisa menyaksikan relief kejadian penting perjuangan Wong Solo sejak kemerdekaan sampai Orde Baru.
Tak hanya itu, pengunjung juga bisa menikmati keindahan taman yang ada di Kawasan Monumen Perjuangan 45 ini. Semenjak klithikan dipindahkan ke Semanggi, kawasan ini dikembalikan menjadi ruang terbuka hijau dengan penambahan sejumlah fasilitas publik lainnya, seperti playground untuk anak-anak. Hal ini selaras dengan ihwal kawasan ini sebelumnya. Dulu kawasan monumen ini memang merupakan sebuah taman yang indah di lingkungan Villapark, sebuah perumahan modern berarsitektur Indisch yang dibangun oleh Mangkunegoro VI guna disewakan kepada pejabat-pejabat (perkebunan) Belanda. Arsiteknya adalah seorang Belanda bernama Herman Thomas Karsten, arsitek dan perencana wilayah permukiman di Hindia Belanda. *** [180419]

Share:

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Terpopuler

Mutiara Kekunaan

Diberdayakan oleh Blogger.

Label

Blog Archive

Label

Statistik Blog

Sahabat Kekunaan

Hubungi Kami