The Story of Indonesian Heritage

Makam Koto Tinggi

Berhubung Gudang Mesiu Kerajaan Siak berdampingan dengan Makam Koto Tinggi, maka saya pun sekalian mengunjungi makam tersebut. Makam Koto Tinggi terletak di Jalan Koto Tinggi RT 09 RW 03 Kelurahan Kampung Dalam, Kecamatan Siak, Kabupaten Siak, Provinsi Riau. Lokasi makam ini berada di sebelah selatan Gudang Mesiu, atau sebelah timur Taman Tengku Maharatu.
Makam Koto Tinggi merupakan kompleks pemakaman raja Siak beserta keluarga kerabat kerajaan lainnya. Berdasarkan storyline yang dipajang dekat pintu masuk ke cungkup bangunan utama, tertulis ada lima Sultan Siak yang dimakamkan di tempat tersebut, yaitu:

Sultan Asyyaidis Syarif Ali Abdul Jalil Syaifudin (Sultan Siak VII)
Tengku Udo (Syarif Ali) ditabalkan menjadi Sultan Siak VII dengan gelar Sultan Asyyaidis Syarif Ali Jalil Saifuddin, atau dikenal dengan Sultan Syarif Ali. Ia adalah putra dari Tengku Embong Badariyah (anak Marhum Pekan) yang menikah dengan Sayed Syarif Usman Syahabuddin.
Sultan Syarif Ali memerintah dari tahun 1784 hingga tahun 1810. Gelar setelah meninggal atau mangkat adalah Marhum Koto Tinggi.


Sultan Assyaidis Syarif Ibrahim Abdul Jalil Khaliluddin (Sultan Siak VIII)
Tengku Sayed Ibrahim dinobatkan menjadi Sultan Siak VIII dengan gelar Sultan Assyaidis Syarif Ibrahim Abdul Jalil Khaliluddin, atau dikenal dengan Sultan Syarif Ibrahim. Ia adalah putra Sultan Syarif Ali (Sultan Siak VII).
Ia memerintah dari tahun 1810 sampai tahun 1815. Sebenarnya kondisi kesehatannya tidak mendukung terhadap tugas sebagai pemimpin kerajaan, namun karena ia pewaris tahta kerajaan maka ia dibantu tugasnya oleh Panglima Besar Tengku Sulung Muhammad bin Tengku Besar Syarif Ahmad. Gelar setelah meninggal adalah Marhum Mempura Kecil.

Sultan Assyaidis Syarif Ismail Abdul Jalil Syaifuddin (Sultan Siak IX)
Tengku Ismail diangkat menjadi Sultan Siak IX dengan gelar Sultan Assyaidis Syarif Ismail Abdul Jalil Syaifuddin, atau dikenal dengan Sultan Syarif Ismail. Ia adalah putra Panglima Besar Tengku Sulung Muhammad bin Tengku Besar Syarif Ahmad dengan Tengku Puan (Syarifah Syaidah). Sedangkan Tengku Sulung Muhammad adalah saudara Sultan Siak VII, dan paman dari Sultan Siak VIII.
Ia memerintah dari tahun 1815 hingga tahun 1864. Gelar setelah mangkat adalah Marhum Indrapura.


Sultan Assyaidis Syarif Kasim Abdul Jalil Syaifuddin (Sultan Siak X)
Tengku Syarif Kesuma Sayid Kasim ditabalkan menjadi Sultan Siak X dengan gelar Sultan Assyaidis Syarif Kasim Abdul Jalil Syaifuddin, atau yang dikenal dengan Sultan Syarif Kasim I. Ia adalah putra ketiga Sayid Muhammad bin Sayid Ahmad dengan istrinya Tengku Mandak (putrid dari Sultan Siak VII). Dengan demikian, Sultan Syraif Kasim I  juga merupakan adik dari Sultan Siak IX.
Ia memerintah dari tahun 1864 sampai dengan tahun 1889. Gelar setelah meninggal adalah Marhum Mahkota.

Sultan Assyaidis Syarif Hasyim Abdul Jalil Syaifuddin (Sultan Siak XI)
Tengku Ngah (Syarif Hasyim) dinobatkan menjadi Sultan Siak XI dengan gelar Sultan Assyaidis Syarif Hasyim Abdul Jalil Syaifudiin, atau yang dikenal dengan Sultan Syarif Hasyim. Ia adalah putra dari Sultan Siak X dengan istri yang kedua bernama Tengku Long Jiwa (Tengku Dalam). Sultan Syarif Hasyim memiliki empat orang istri.
Ia memerintah dari tahun 1889 hingga tahun 1908. Gelar setelah mangkat adalah Marhum Baginda.


Kompleks makam seluas 418,88 m² ini dikelilingi oleh pagar tembok setinggi 1,8 meter, dan pintu masuk ke kompleks tersebut menghadap ke arah barat. Dalam pagar tembok itu terdapat cungkup yang berada di sudut timur laut yang merupakan makam Sultan Kasim I. Cungkup makam berukuran 2,9 x 2,9 meter terbuat dari kayu berhias dengan kaligrafi petikan dari ayat-ayat Al Quran. Atap cungkup berbentuk kubah. Pada setiap sudutnya terdapat kubah berukuran kecil yang pada ujung atasnya terdapat hiasan bulan bintang. Cungkup ini dibuat pada tahun 1323 H.
Jirat atau kijing makam Sultam Kasim I berukuran tinggi 65 cm, lebar 80 cm, dan panjang  200 cm. Jirat ini terbuat dari marmer putih. Pada keempat sudutnya terdapat hiasan sulur-suluran, tulisan petikan ayat suci Al Quran pada permukaan atas, hiasan medalion stiliran huruf Arab pada sisi utara, dan medalion lambang kerajaan pada sisi selatan. Nisan juga dari marmer putih berbentuk gada dengan hiasan kuncup teratai pada puncaknya. Tinggi nisan 75 cm. Nisan yang ada sekarang tinggal bagian kaki, sedangkan bagian kepala sudah patah.
Di luar cungkup juga terdapat banyak makam keluarga dekat Sultan yang mempunyai jirat dari semen. Nisannya dari bahan kayu, batu andesit, dan semen. Bentuk nisan berupa gada dan pipih tipe nisan Aceh. Nisan dari kayu umumnya berbentuk pipih dengan hiasan sulur-suluran. Makam perempuan dapat dikenali dari nisannya yang berukir indah, sedangkan makam-makam laki-laki dibuat polos.
Kompleks Makam Koto Tinggi yang merupakan kompleks makam para Sultan Siak ini banyak diziarahi oleh beberapa kalangan dari berbagai tempat, baik dari Siak sendiri maupun dari luar Siak. Bahkan pengunjung dari luar pulau juga banyak yang menyempatkan diri untuk berziarah ke makam para sultan ini. *** [190218]

Kepustakaan:
Satria, Hengki. (2018). Semiotika Bentuk Dan Makna Istana Asserayah Al-Hasmiah. S2 Thesis, Universitas Pendidikan Indonesia. Diunduh dari http://repository.upi.edu/36657/
https://kebudayaan.kemdikbud.go.id/bpcbsumbar/wp-content/uploads/sites/28/2018/08/Cagar-Budaya-Siak-BPCB.pdf

Share:

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Terpopuler

Mutiara Kekunaan

Diberdayakan oleh Blogger.

Label

Blog Archive

Label

Statistik Blog

Sahabat Kekunaan

Hubungi Kami