Siak Sri Indrapura merupakan pusat Kerajaan Melayu Islam di kawasan Pantai Timur Sumatera. Keberadaan Kerajaan Siak dibuktikan oleh banyaknya peninggalan berupa bangunan fisik yang memiliki fungsi penting pada masanya. Salah satu bangunan tersebut adalah Gudang Mesiu milik Kerajaan Siak Sri Indrapura.
Gudang mesiu tersebut terletak di Jalan Sultan Syarif Kasim, RT 09 RW 03 Kelurahan Kampung Dalam, Kecamatan Siak, Kabupaten Siak, Provinsi Riau. Lokasi gudang mesiu ini berada di sebelah utara Makam Koto Tinggi, atau sekitar 350 meter dari Istana Siak Sri Indrapura.
Gudang mesiu merupakan tempat penyimpanan mesiu serta senjata lainnya. Menurut storyline yang ada di depannya, gudang mesiu ini selesai dibangun pada 6 Oktober 1894 semasa pemerintahan Sultan Assyaidis Syarif Hasyim Abdul Jalil Saifuddin (1889-1908).
Gudang mesiu dalam kondisi perbaikan berupa pengecatan dan pavingisasi |
Gaya arsitekturnya merupakan bangunan Eropa dengan denah dasar persegi empat. Pintu satu buah berukuran lebar 60 cm. Langit-langit dan atap bangunan berupa semen beton. Tinggi dinding bangunan 3 meter dengan ketebalan 25 cm. Sekeliling bangunan ini diberi tembok kelililng setinggi 1,65 meter, tebal 20 meter dengan pintu lurus di depan pintu bangunan.
Bangunan gudang mesiu yang berukuran 27,44 m² yang berdiri di atas lahan seluas 156 m² ini, menurut ketua Lembaga Adat Melayu Siak merupakan peninggalan kolonial Belanda yang diambil alih oleh Kerajaan Siak dan digunakan untuk menyimpan senjata dan bahan bakar meriam kerajaan.
Letak gudang mesiu ini tergolong dijadikan satu kelompok zona inti cagar budaya di Siak Sri Indrapura. Satu zona dengan bangunan Balai Kerapatan Tinggi, Makam Sultan Syarif II, Masjid Raya Syahabuddin, Istana Siak Sri Indrapura, Jembatan Istana Siak, dan Makam Koto Tinggi. Selain karena letaknya yang berdekatan, ketujuh bangunan cagar budaya ini juga memiliki hubungan sejarah yang sama yaitu merupakan kompleks Istana Siak Sri Indrapura yang dulunya merupakan tempat Sultan Siak melaksanakan aktivitas pemerintahan kerajaan.
Ketika saya mengunjunginya pada hari Rabu (19/02/2018) usai dari Klenteng Hock Siu Kiong, gudang mesiu sedang mengalami perbaikan berupa pengecatan dan pemasangan pavling block di halamannya. Sebagai peninggalan bersejarah yang ada di wilayah Siak Sri Indrapura, gudang mesiu merupakan salah satu aset sejarah budaya yang bernilai tinggi. Maka dari itu diperlukan usaha yang serius dari seluruh pihak untuk melestarikan peninggalan tersebut bagi anak cucu generasi mendatang. *** [190218]
Kepustakaan:
Hafizhah T., Mira. (2018). Kajian Zonasi Kawasan Cagar Budaya Di Kecamatan Siak Kabupaten Siak. Jurnal Plano Madani Vo. 7, No. 1, p. 46-58. Diunduh dari http://journal.uin-alauddin.ac.id/index.php/planomadani
https://kebudayaan.kemdikbud.go.id/bpcbsumbar/wp-content/uploads/sites/28/2018/08/Cagar-Budaya-Siak-BPCB.pdf
Tidak ada komentar:
Posting Komentar