The Story of Indonesian Heritage

Klenteng Hock Siu Kiong

Dari Makam Syarif Kasim II, saya pun melanjutkan langkah menuju ke arah timur. Sambil jalan pelan-pelan, dan melewati Taman Maharatu, sampailah saya berada di kawasan yang dikenal dengan pecinan. Di sana, saya menjumpai sebuah bangunan lawas yang berarsitektur khas sebagai penanda kawasan tersebut. Bangunan lawas itu adalah Klenteng Hock Siu Kiong (Hock Siu Kiong Chinese Temple)
Klenteng ini terletak di Jalan Sultan Ismail, Kelurahan Kampung Dalam, Kecamatan Siak, Kabupaten Siak, Provinsi Riau. Lokasi klenteng ini berada di sebelah utara Siak Waterfront, atau yang dikenal dengan sebutan Turap Singapura, atau berjarak sekitar setengah kilometer dari Istana Siak Sri Indrapura.
Keberadaan bangunan klenteng ini tidak terlepas dari keberadaan komunitas Tionghoa yang berada di Siak Sri Indrapura kala itu. Sebagaimana pertanggalan yang tertera di atas pintu masuk klenteng, klenteng ini dibangun pada tahun 1871. Angka tahun ini menunjukkan bahwa Klenteng Hock Siu Kiong didirikan pada masa pemerintahan Sultan Assyaidis Syarif Kasim Abdul Jalil Syaifuddin (Sultan Syarif Kasim I) yang memerintah pada tahun 1864 hingga 1889.

Klenteng Hock Siu Kiong

Konon, komunitas Tionghoa berada di Siak Sri Indrapura ditandai dengan awal mula undangan dari Sultan Siak X (Sultan Syarif Kasim I) kepada orang-orang Tionghoa ke Siak. Tujuannya, untuk menularkan semangat berwirausaha kepada masyarakat setempat. Sebagai apresiasinya, Sultan kemudian mengizinkan para pendatang Tionghoa untuk mendirikan sebuah bangunan untuk beribadah sesuai kepercayaan mereka.
Klenteng Hock Siu Kiong memiliki bentuk petak persegi, dengan halaman yang luas. Memasuki halaman klenteng, pengunjung musti melintasi pintu gerbang untuk masuk ke dalam persil (men lou wu). Men lou wu di klenteng ini lebih terbuka (hanya ditopang oleh kolom berbentuk persegi panjang), dan agak tinggi.
Setelah masuk men lou wu, pengunjung akan berada di persil atau halaman depan klenteng yang cukup luas. Di halaman terdapat dua tempat pembakaran kim (kertas untuk sumbangan buat dewa). Ada juga patung singa dua buah, yang disebut shi zi. Sementara di bagian dinding luar klenteng di sisi timur, ada lukisan tentang legenda The Eight Immortal yang sangat tersohor dalam mitologi Tionghoa.
Usai melewati halaman, pengunjung bisa masuk menuju ke bangunan utama klenteng. Pengunjung harus lewat pintu selasar, dan kemudian menjumpai hiolo (tempat menancapkan hio/dupa sembahyang) yang terbuat dari semen.
Hingga kini keaslian bangunan klenteng masih tampak terjaga. Masih sama seperti saat pertama kali didirikan, meski ada sejumlah penggantian dari semen menjadi keramik di selasar depan tapi tidak merubah bentuk. Di ruang tengah merupakan tempat sembahyang untuk para dewa maupun rupang. Kusen-kusen, ukiran-ukuran hingga meja altar persembahan kepada dewa masih sama saat klenteng ini dibangun.
Di atap bangunan utama klenteng, terlihat ornamen huo zhu (mutiara api Sang Buddha) yang diapit oleh xing long (naga berjalan), dan di bawahnya terlihat ornamen berupa ukiran hewan yang rumit.
Klenteng Hock Siu Kiong senantiasa dikunjungi oleh warga keturunan Tionghoa di Siak yang ingin bersembahyang, baik penganut Tao, Buddha maupun Konfusius. Apalagi saat Imlek, keramaian dan kemeriahannya bisa sampai membuat klenteng penuh. Selain itu, klenteng ini telah menjadi peninggalan bersejarah yang ada di Siak, bahkan tuanya melebihi bangunan Istana Siak Sri Indrapura yang lokasi tidak terlalu jauh dengan klenteng.
Sebagai salah satu ikon di kawasan pecinan, Klenteng Hock Siu Kiong sering dikunjungi oleh para wisatawan baik domesik maupun mancanegara yang sedang berada di Siak Sri Indrapura. *** [190220]

Kepustakaan:
Satria, Hengki. (2018). Semiotika Bentuk Dan Makna Istana Asserayah Al-Hasymiah. S2 Thesis, Universitas Pendidikan Indonesia. Diunduh dari http://repository.upi.edu/36657/
https://www.academia.edu/7716701/Kumpulan_Istilah_Arsitektur_Tionghoa

Share:

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Terpopuler

Mutiara Kekunaan

Diberdayakan oleh Blogger.

Label

Blog Archive

Label

Statistik Blog

Sahabat Kekunaan

Hubungi Kami