Pemalang merupakan salah satu kabupaten yang berada di Jawa Tengah. Letaknya berada di pesisir pantai utara pulau Jawa, di antara Kota Tegal dan Pekalongan. Walaupun Pemalang masih tergolong sebagai kota kabupaten yang kecil, akan tetapi dalam perjalanannya pernah menorehkan sejarah pada masa kolonial Belanda dulu. Tanahnya yang subur menarik perhatian setiap orang yang melintasinya.
Seorang Belanda yang bernama D Haan pernah melakukan perjalanan pada tahun 1622 ke Mataram melewati pesisir utara Jawa. De Haan melaporkan bahwa wilayah Pemalang dan Wiradesa merupakan wilayah yang penuh dengan persawahan yang subur.
Selain itu, Pieter Franssen, seorang utusan VOC, yang juga mengadakan perjalanan pada tahun 1630 dari Semarang, melukiskan bahwa di daerah Pemalang terdapat banyak sawah. Daerah yang subur tersebut dilihat potensinya oleh Pemerintah Hindia Belanda sehingga wilayah Pemalang banyak ditanami tebu, dan menyebabkan didirikannya pabrik-pabrik gula di Pemalang, salah satu di antaranya adalah Pabrik Gula Comal (Suikerfabriek Tjomal).
Bangunan PG Comal antara tahun 1920-1930 (Sumber: https://www.maritiemdigitaal.nl/) |
Pabrik gula ini terletak di Jalan Raya Comal Baru Barat, Dusun Plandongan Satu, Desa Ujunggede, Kecamatan Ampelgading, Kabupaten Pemalang, Provinsi Jawa Tengah. Lokasi situ pabrik ini berada di selatan SMK Nusa Mandiri ± 750 m.
Dalam Arsip Nasional Kementerian Pendidikan, Kebudayaan dan Ilmu Pengetahuan Kerajaan Belanda Nomor Arsip: 2.20.30 dijelaskan bahwa bahwa Pabrik Gula (PG) Comal didirikan pada tahun 1857 oleh Oost-Indische Maatschappij van Administratie en Lijfrente te Batavia. Pada tahun 1872 PG Comal dibeli oleh Jonkheer Frederik Joan Theodoor van der Wijck (1843-1874).
Tak lama setelah PG Comal dibeli, Van der Wijck meninggal dunia pada 24 Desember 1874 di usia 31 tahun. Pada saat meninggal, Van der Wijck belum menikah. PG Comal diwariskan kepada tiga orang keluarga maupun kerabatnya, yaitu Jonkheer Cornelis Charles van der Wijck (abang kandung), Willem Hendrik Teding van Berkhout (abang ipar), dan F.W. des Tombe.
PG Comal (Sumber: https://cs.nga.gov.au/detail.cfm?IRN=204244) |
Ketiga pemilik baru PG Comal kemudian mengangkat Samuel Cornelis van Musschenbroek sebagai administratur. Sebutan itu berasal dari bahasa Belanda, administrateur, yaitu istilah untuk pengelola perkebunan atau kepala pabrik gula. Ketika itu, van Musschenbroek masih berusia dua puluh satu tahun. Ibunya, Maria Teding van Berkhout (1813-1901), berasal dari keluarga yang memiliki pabrik.
Van Musschenbroek berhasil membawa PG Comal semakin berkembang. Kepiawaiannya dalam mengelola pabrik gula tersebut dilandasi oleh kemampuannya dalam melakukan komunikasi dengan para petinggi Hindia Belanda pada masa itu, di samping dia juga pernah mengikuti pelatihan dalam mengelola pabrik gula di Jerman. Apa yang dia pelajari di Jerman, dia praktekkan di Jawa. Dia juga berperan mendirikan stasiun penelitian industri, memelopori pembentukan Algemeen Syndicate van Suikerfabriekanten.
PG Comal ketika itu merupakan perusahaan murni yang pada tahun 1898 diubah menjadi perseroan terbatas dengan nama NV Maatschappij tot Exploitatie van Suikeronderneming Tjomal. Modalnya saat itu sebesar 1 juta gulden yang terbagi dalam 400 saham di mana masing-masing senilai 2.500 gulden.
Laboratorium PG Comal (Sumber: https://www.rijksmuseum.nl/) |
Pada tahun 1919 bangunan PG Comal mengalami renovasi. Arsitek yang dipercaya untuk mendesain bangunan PG Comal yang baru adalah Herman Thomas Karsten, seorang arsitek Belanda yang berkarya di Hindia Belanda.
Meskipun krisis politik dan ekonomi selama periode antara dua perang dunia, perusahaan gula ini telah berulang kali membaik dan berkembang. Lingkungan pabrik pun juga dilengkapi dengan berbagai sarana prasarana dalam menunjang kebutuhan karyawannya, seperti perumahan, taman maupun kolam renang.
Pada Mei 1940, sebuah akta disahkan dihadapan notaries Hofstede di Semarang, di mana kedudukan pengelolaan PG Comal dipindahkan dari Den Haag ke Semarang. Setelah invasi Jepang, pekerjaan berlanjut untuk beberapa waktu di bawah pengawasan Jepang. Direktur PG Comal F.W. des Tombe dan staf yang berasal dari Belanda atau Eropa ditangkap dan dipenjarakan oleh otoritas Jepang di kamp bersama yang lainnya.
Rumah dinas Adiministrateur Samuel Cornelis van Musschenbroek (Sumber: https://www.rijksmuseum.nl/) |
Pada waktu Indonesia merdeka, terbersit keinginan pemiliknya untuk mengoperasikan pabrik gula tersebut. Akan tetapi karena adanya gangguan dari para pejuang-pejuang kemerdekaan, pemilik semula tidak bisa mendapatkan kembali kendali penuh perusahaan sampai April 1949.
Pada saat Agresi Militer Belanda II atau dikenal dengan Operatie Kraai (Operasi Gagak), PG Comal mengalami kerusakan. Situasi seperti ini semakin mempersempit hasrat pemilik semula untuk menguasai lagi. Bahkan Pemerintah Indonesia akhirnya menasionalisasi perusahaan tersebut pada tahun 1958.
Kemudian berdasarkan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 41 Tahun 1963 tentang Pencabutan Peraturan Pemerintah N. 175 Tahun 1961 (Lembaran Negara Tahun 1961 No. 200) Tentang Pendirian Perusahaan Perkebunan negara Kesatuan Perintis, sisa PG Comal diserahkan kepada Perusahaan Perkebunan Gula Negara Sragi.
Pada tahun 1970-an PG Comal mengalami gulung tikar, seiring dengan berkurangnya bahan baku tebu. Di samping semain menyempitnya lahan pertanian, juga kurangnya insentif bagi petani untuk menanam tebu kembali di daerah sana.
Kini, aset PG Comal menjadi milik dan wewenang PT Perkebunan Nasional (PTPN) IX yang berkantor pusat di Semarang, Jawa Tengah. *** [060420]
Kepustakaan:
Knight, G.R. (2013). Commodities and colonialism : the story of big sugar in Indonesia, 1880-1942. Leiden : Brill
http://colonialarchitecture.eu/obj?sq=id%3Abt%3A261
http://www.gahetna.nl/archievenoverzicht/pdf/NL-HaNA_2.20.39.ead.pdf
https://www.genealogieonline.nl/stamboom-driessen/I73156592.php
https://www.genealogieonline.nl/stamboom-driessen/I73328697.php
https://www.genealogieonline.nl/stamboom-driessen/I7352856.php
Yang dibahas ini sepertinya bukan Pabrik Gula Comal Baru, melainkan Pabrik Gula Comal melihat tahun berdirinya. Terakhirnya jadi Pabrik Spiritus dan Alkohol.
BalasHapus