Stasiun Kereta Api Kalasan
(KLS) atau yang selanjutnya disebut dengan Stasiun Kalasan, merupakan salah
satu stasiun kereta api yang berada di bawah manajemen PT. Kereta Api Indonesia (Persero) Daerah
Operasi (Daop) 6 Yogyakarta yang berada pada ketinggian + 126 m di atas permukaan laut, dan merupakan stasiun kereta api yang
letaknya paling timur di Daerah Istimewa Yogyakarta. Stasiun
ini terletak di Jalan Raya Yogya –
Solo Km 13, Desa Tirtomartani, Kecamatan Kalasan, Kabupaten Sleman, Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta.
Lokasi stasiun ini berada di sebelah
selatan SD Kanisius ± 500 meter, atau sebelah barat daya Candi
Kalasan ± 1,4 kilometer.
Bangunan Stasiun Kalasan ini merupakan bangunan peninggalan masa Hindia Belanda. Diperkirakan
pembangunan stasiun ini bersamaan dengan pembangunan jalur rel kereta api dari Solobalapan-Yogyakarta
yang dikerjakan oleh perusahaan kereta api milik swasta di Hindia Belanda, Nederlandsch-Indische Spoorweg Maatscahppij (NIS)
pada tahun 1872 sebagai lanjutan dari proyek jalur Semarang-Vorstenlanden.
Jalur sepanjang 58 kilometer ini, pengerjaannya dimulai dari Solo di sebelah
timur laut menuju ke Yogyakarta di sebelah barat daya.
Jalur Solobalapan-Yogyakarta ini akhirnya diambilalih oleh Staatsspoorwegen, perusahaan kereta api milik pemerintah di Hindia Belanda, dan dilakukan pembenahan pada tahun 1929. Semula bangunan stasiunnya masih cukup sederhana, namun pada saat diambilalih Staatsspoorwegen (SS), stasiun ini dilakukan renovasi dan bentuk bangunannya masih bertahan hingga sekarang.
Stasiun ini memiliki 3 jalur dengan jalur 1 dan
2 sebagai sepur lurus, menuju ke Stasiun Maguwo ke arah barat dan
menuju ke Stasiun Brambanan ke arah timur. Sedangkan
jalur 3, dulu digunakan sebagai persilangan kereta atau persusulan antarkereta.
Stasiun Kalasan merupakan stasiun kelas III atau kecil, dan sayang stasiun ini sudah tidak beroperasi lagi atau non aktif semenjak tahun 2007 atau setelah diresmikannya jalur ganda Solo-Kutoarjo, karena seluruh sistem wesel dan persinyalannya telah dicabut. Ketika Kekunaan melintas dengan KA Prameks, terlihat kumuh. Dinding-dindingnya banyak coretan dari cat semprot akibat ulah tangan-tangan tak bertanggung jawab atau aksi vandalisme.
Alangkah baiknya, bangunan stasiun ini tetap
difungsikan meski segala persinyalannya telah dicabut. Pemanfaatannya tentunya
tidak sebagai stasiun lagi, melainkan bisa dijadikan sebagai museum. Ditinjau
dari sisi historis dan arsitekturalnya, bekas bangunan Stasiun Kalasan ini
merupakan bagian dari sejarah perkeretaapian yang ada di Pulau Jawa, dan
daripada rusak atau dijarah oleh orang tak bertanggung jawab untuk menjadi
tempat tinggal.
Seandainya menjadi museum, lokasi bekas
bangunannya terjangkau dan berdekatan dengan objek wisata lainnya yang berada
di sekitarnya, seperti Candi Kalasan dan Candi Sari. Sungguh amat sangat
disayangkan jika bekas bangunan stasiun ini tetap dibiarkan mangkrak. ***
[150417]
Foto: Rilya Bagus Ariesta Niko Prasetyo
Foto: Rilya Bagus Ariesta Niko Prasetyo
Tidak ada komentar:
Posting Komentar