The Story of Indonesian Heritage

Stasiun Kereta Api Dampit

Stasiun Kereta Api Dampit (DPT) atau yang selanjutnya disebut dengan Stasiun Dampit, merupakan salah satu stasiun kereta api yang berada di bawah manajemen PT. Kereta Api Indonesia (Persero) Daerah Operasi (Daop) 8 Surabaya yang berada pada ketinggian ± 490 m di atas permukaan laut.
Stasiun ini terletak di Jalan Pajang RT. 04 RW. 06 Kelurahan Dampit, Kecamatan Dampit, Kabupaten Malang, Provinsi Jawa Timur. Lokasi stasiun ini sekarang menjadi deretan pertokoan, namun letak pastinya menurut warga setempat berada di antara Koperasi Simpan Pinjam Lumbung Makmur dan Koperasi Simpan Pinjam Makmur Sejati. Papan penanda dari PT KAI terpasang tepat berada di samping Toko Andi Motor.


Bangunan Stasiun Dampit sudah tidak tampak utuh lagi laiknya sebuah stasiun kereta api pada umumnya, karena telah berubah menjadi kaplingan pertokoan. Hanya saja bila dicermati secara seksama, aura sebagai bekas sebuah stasiun kereta api sesungguhnya masih terlihat dari atap seng tua yang umumnya merupakan bagian dari kompleks Stasiun Dampit. Sangat disayangkan memang dengan hilangnya salah satu bangunan heritage yang ada di Dampit.
Padahal bangunan Stasiun Dampit tersebut merupakan bangunan peninggalan masa Hindia Belanda, yang pembangunannya bersamaan dengan pembangunan jalur rel kereta api Gondanglegi-Talok-Dampit sepanjang 15 kilometer. Pengerjaan jalur kereta api ini dilakukan oleh Malang Stoomtram Maatschappij (MSM) dimulai pada tahun 1898 dan selesai pada tahun 1899.


MSM adalah perusahaan kereta api swasta Hindia Belanda yang dahulu mengoperasikan jalur trem di sekitar Kabupaten Malang. Perusahaan kereta api (Spoorwegmaatschappij) ini mendapat konsesi pada tahun 1894 dari Pemerintah Hindia Belanda untuk mengerjakan jaringan rel trem (tramwegnet). Konstruksi dilakukan dari tahun 1897 sampai dengan tahun 1908 dengan menghasilkan jalur rel trem sepanjang 85 kilometer.
Stasiun Dampit ini dulunya merupakan stasiun terminus. Artinya, stasiun ini menjadi tempat perjalanan awal maupun akhir dari perjalanan sebuah kereta api, karena sudah tidak memiliki jalur lanjutan lagi. Oleh karena itu, Stasiun Dampit ini sering juga dikenal sebagai stasiun ujung (kop station).


Keberadaan stasiun ini dulunya tidak terlepas dari ekonomi perkebunan yang telah manjadikan Malang sebagai kabupaten yang menarik perhatian pemerintah kolonial Hindia Belanda. Keberhasilan pengembangan ekonomi perkebunan telah memberikan dampak berantai berupa pembukaan jalur kereta api dari Malang ke Surabaya pada tahun 1879, pembangunan jalur trem Malang-Dampit pada tahun 1898, munculnya perusahaan dagang, dan lain sebagainya.
Jaringan rel kereta api yang dibangun oleh MSM ini, semula ditujukan untuk mengangkut tebu dan kopi dari perkebunan tebu dan kopi yang banyak ditemui di daerah Dampit dan sekitarnya menuju ke pabrik gula/kopi dan kemudian gula serta kopinya juga diangkut dengan trem untuk dikirim ke berbagai pelabuhan melalui stasiun yang lebih besar. Selain itu, perusahaan ini juga mengangkut penumpang ke berbagai tempat di Kabupaten Malang.
Pada tahun 1973 jadwal keberangkatan trem dari Dampit menuju Gondanglegi pada pukul 09.00 dan 16.00 WIB. Biayanya saat itu sebesar limangrepes atau Rp 5,- (lima rupiah). Jadwal trem dari Stasiun Dampit itu, hanya mengarah ke Stasiun Gondanglegi saja.
Namun sayang, jalur trem itu sudah tidak aktif lagi (opgebroeken). Jalur Dampit-Talok-Gondanglegi ditutup oleh PJKA pada tahun 1978 lantaran sudah tidak bisa dipertahankan secara komersial kala itu. Penyebabnya karena kalah bersaing dengan moda angkutan darat lainnya. *** [210318]
Share:

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Terpopuler

Mutiara Kekunaan

Diberdayakan oleh Blogger.

Label

Blog Archive

Label

Statistik Blog

Sahabat Kekunaan

Hubungi Kami